Konsep menu 4 Sehat 5 Sempurna yang sejak lama
dijadikan pedoman untuk hidup sehat oleh masyarakat Indonesia telah digantikan
dan disempurnakan dengan Pedoman Gizi Seimbang (PGS). Hal tersebut dikarenakan
slogan 4 Sehat 5 Sempurna dianggap sudah tidak sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan permasalahan gizi saat ini.1
Perbedaan utama kedua pedoman gizi tersebut terletak
pada penekanan pesan yang disampaikan, di mana pada konsep 4 Sehat 5 Sempurna
merekomendasikan konsumsi nasi, lauk-pauk, sayur, dan buah serta susu sebagai
penyempurnanya. Sementara berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 41 Tahun 2014, PGS memiliki konsep
berbeda yang didefinisikan sebagai susunan makanan sehari-hari yang mengandung
zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan
memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup
bersih dan memantau berat badan secara teratur untuk mempertahankan berat badan
normal.2
Pada PGS juga terdapat 10 pesan umum gizi seimbang agar masyarakat dapat
hidup sehat dan terhindar dari masalah gizi, diantaranya adalah membiasakan
sarapan pagi.
Pentingnya
Sarapan Pagi
Sarapan didefinisikan sebagai kegiatan makan dan minum yang
dilakukan antara bangun pagi sampai jam 9 untuk memenuhi sebagian kebutuhan
gizi harian (15-30% kebutuhan gizi) dalam rangka mewujudkan hidup sehat, aktif,
dan produktif. Sarapan yang baik terdiri dari pangan karbohidrat, pangan
lauk-pauk, sayuran atau buah-buahan dan minuman.1
Sarapan bagi anak adalah hal penting karena aktivitas
sekolah membutuhkan energi yang cukup besar.3 Berbagai penelitian
telah membuktikan manfaat sarapan terutama bagi anak-anak, di antaranya yaitu berkurangnya
risiko mengalami berat badan berlebih/obesitas pada anak sekolah dan remaja
yang terbiasa sarapan pagi4, sementara mereka yang melewatkan waktu
sarapan lebih rentan mengalaminya5. Selain itu anak-anak yang sering
sarapan, keterampilan motoriknya lebih baik dan memiliki Indeks Massa Tubuh
(IMT) yang lebih rendah dibanding mereka yang tidak sarapan6.
Penelitian-penelitian lain menunjukkan bahwa sarapan memainkan peran positif
dalam mempertahankan fungsi kognitif di pagi hari pada anak-anak dan remaja.7,8
Pada penelitian yang dilakukan di Indonesia mengungkapkan
bahwa lebih dari separuh subjek anak Indonesia masih belum mengonsumsi sarapan
sesuai dengan anjuran gizi seimbang
yaitu sebesar 69.6%3. Penelitian lain menunjukkan bahwa prevalensi
anak usia 2-12,9 tahun dengan kuantitas sarapan cukup (≥ 25%
kebutuhan sehari) adalah 31,6% dan yang mempunyai
kualitas sarapan yang baik (sarapan terdiri sumber energi, protein dan/atau
vitamin/mineral) hanya sebesar 21,6%.9
Berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas, maka sudah saatnya para orang tua mengupayakan agar anak-anak mereka terbiasa sarapan dengan memperhatikan anjuran gizi seimbang, tidak hanya sekedar makan/minum di pagi hari.
Rekomendasi Bahan Makanan untuk Sarapan Pagi
Sama seperti waktu makan utama lainnya, bahan makanan
yang dipilih untuk menyusun menu sarapan pagi harus sesuai dengan kaidah Gizi
Seimbang. Secara khusus, pada anak-anak usia 2-5 tahun yang mulai memasuki sekolah
formal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), orang tua harus menyadari bahwa
kebutuhan energi dan zat gizi pada usia tersebut meningkat karena masih berada
pada masa pertumbuhan cepat dan aktivitasnya semakin meningkat. Pada usia
tersebut anak sudah dapat menentukan pilihan makanan yang disukai maupun tidak
sehingga para orang tua harus memberikan perhatian khusus pada jumlah dan
variasi makanan yang diperuntukkan bagi anak.2
Rekomendasi bahan
makanan untuk sarapan pagi untuk anak-anak adalah :
- Makanan pokok yang merupakan
sumber karbohidrat kompleks, dapat berupa nasi, kentang, jagung, bihun, ubi,
singkong dll
- Lauk-pauk baik hewani maupun
nabati yang merupakan sumber protein dan lemak dapat berupa telur, daging ayam,
daging sapi, ikan, tempe, tahu, dll
- Sayur dan buah-buah yang
merupakan sumber vitamin, mineral serta serat dapat berupa sawi, bayam,
kangkung, wortel, pisang, jeruk, apel dll.
Tidak hanya untuk
sarapan, pada setiap kali makan, proporsi setiap bahan makanan menyesuaikan
dengan kaidah isi piringku untuk anak usia 2-5 tahun yaitu sesuai gambar
berikut :
Isi Piringku Berdasarkan Usia (sumber gkia.org) |
Yang perlu orang tua ingat yaitu bahwa pada usia
balita, pertumbuhan anak membutuhkan pangan sumber protein dan sumber lemak
kaya Omega 3, DHA, EPA yang banyak terkandung dalam ikan. Oleh karena itu anak-anak
dianjurkan untuk sering mengonsumsi ikan dan telur karena mempunyai kualitas
protein yang baik. 2 Sumber protein dan lemak selain lauk-pauk
adalah susu. Apabila orang tua memberikan susu kepada anak, maka tidak perlu menambahkan
gula karena akan membuat selera anak terpaku pada kadar kemanisan yang tinggi.
2 Selain itu susu yang dipilih hendaknya bukan jenis kental manis yang
memiliki kadar gula sangat tinggi serta minim kandungan gizi lain. Pola makan
yang terbiasa manis akan membahayakan Kesehatan anak-anak di masa yang akan
datang.2
Tips Agar Anak Mau Sarapan Pagi
Mengutip dari Buku Gizi Anak Sekolah10 dan Penny
Hunking11, ada beberapa tips agar anak bersemangat untuk sarapan pagi,
diantaranya :
- Orang tua hendaknya menyediakan bahan makanan untuk persiapan sarapan yang dapat disimpan dalam lemari dan tidak digunakan untuk mengolah makanan yang bukan sarapan
- Orang tua mengatur waktu untuk menyediakan sarapan anak di pagi hari, sehingga tidak ada lagi alasan untuk tidak sempat menyediakan sarapan.
- Menanyakan kepada anak sarapan yang mereka sukai.
- Mengajarkan anak untuk menyiapkan sarapan mereka sendiri terutama sarapan yang sederhana.
- Menjadi teladan bagi anak. Apabila orang tua menginginkan anaknya sarapan, maka orang tua juga harus duduk bersama untuk sarapan.
- Mengatur alarm 10 menit lebih awal untuk memberikan waktu ekstra untuk sarapan.
- Jika anak tidak nafsu makan di pagi hari maka dapat dimulai dengan memberikan makanan dalam porsi kecil seperti sepotong buah segar atau setangkup roti isi. Selain itu orang tua dapat memberikan segelas susu/jus buah atau membawakan bekal sarapan ke sekolah.
Referensi :
- https://www.kemkes.go.id/article/view/16051300001/inilah-perbedaan-4-sehat-5-sempurna-dengan-gizi-seimbang-.html
- Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 41 Tahun 2014 tentang Gizi Seimbang
- Perdana, F., & Hardinsyah, H. (2013). Analisis jenis, jumlah, dan mutu gizi konsumsi sarapan anak Indonesia. Jurnal gizi dan Pangan, 8(1), 39-46.
- Szajewska, H., & Ruszczyński, M. (2010). Systematic Review Demonstrating that Breakfast Consumption Influences Body Weight Outcomes in Children and Adolescents in Europe. Critical Reviews in Food Science and Nutrition, 50(2), 113–119. doi:10.1080/10408390903467514
- Koca, T., Akcam, M., Serdaroglu, F., & Dereci, S. (2017). Breakfast habits, dairy product consumption, physical activity, and their associations with body mass index in children aged 6–18. European Journal of Pediatrics, 176(9), 1251–1257. doi:10.1007/s00431-017-2976-y 10.1007/s00431-017
- Baldinger, N., Krebs, A., Müller, R., & Aeberli, I. (2012). Swiss Children Consuming Breakfast Regularly Have Better Motor Functional Skills and Are Less Overweight Than Breakfast Skippers. Journal of the American College of Nutrition, 31(2), 87–93. doi:10.1080/07315724.2012.1072001
- Adolphus, K., Lawton, C. L., & Dye, L. (2013). The effects of breakfast on behavior and academic performance in children and adolescents. Frontiers in Human Neuroscience, 7. doi:10.3389/fnhum.2013.00425
- Wesnes, K. A., Pincock, C., & Scholey, A. (2012). Breakfast is associated with enhanced cognitive function in schoolchildren. An internet based study. Appetite, 59(3), 646–649. doi:10.1016/j.appet.2012.08.008
- Harahap, H., Widodo, Y., Sandjaja, S., Khouw, I., & Deurenberg, P. (2019). Quantity and quality of breakfast of children aged 2.0 to 12.9 years in Indonesia. GIZI INDONESIA, 42(1), 31-42.
- Nirmala, D. (2012). Gizi anak sekolah. Jakarta: Kompas.
- Hunking, P. (2014). Importance of breakfast for children.