Friday, September 21, 2012

Tuesday, September 11, 2012

The Best Gift #2


Gimana sih rasanya pas dikasih kado sama orang-orang terdekat saat kamu ulangtahun? Pasti seneng banget kan ya? Meski kado yang berupa barang itu bukanlah segalanya, tapi pasti kita akan merasa menjadi orang yang istimewa karena ada yang respect dan appreciate sama kita.
Kayak Jumat tanggal 7 September kemarin. Pas pulang dari maen, aku ngliat ada kotak yang terbungkus kertas kado tergeletak di depan kamar kosku. Aku kira punya siapa, ternyata itu paket dari mbak Fanny. Tentu saja itu untukku, karena ada alamat tujuan dan pengirim yang tertera jelas di paket itu. Aku kaget bukan kepalang. Ada rasa haru yang tiba-tiba menyeruak di dada. Seneng banget dan ngrasa menjadi orang yang special di mata mbak Fanny. Aaaaa….ternyata isinya boneka kucing, unyu banget. Jadi pengen nangis saking bahagianya. 
Seulgi a.k.a Cici dan Calico

Asal tau aja, mbak Fanny itu teman kos yang selama hampir 2 tahun menjadi kakak “tiban” buat aku. Sekarang dia udah kerja di HM Sampoerna, padahal baru wisuda Mei 2012 kemarin. Oh ya, mbak Fanny sekarang udah balik ke kota asalnya yaitu Bekasi. Makanya aku beneran ngrasa terharu banget pas dapet kado dari mbak Fanny. Ya gimana enggak, dia sampe rela maketin kado buat aku. Bekasi – Jogja euy. Nggak deket lho itu.
Aku belajar banyak dari mbak Fanny. Terutama how to appreciate the others. Apresiasi emang nggak selamanya diwujudkan dalam sebuah barang dan memberikan barang tersebut ke orang lain. Mengapresiasi seseorang yang udah berbuat baik sama kita bisa dengan mengucapkan terimakasih, ngasih feedback berupa bantuan saat dia membutuhkan, dan masih banyak lagi. Intinya kalau kamu dikasih kebaikan sama orang lain, hendaknya kamu juga membalasnya dengan kebaikan. Jangan sampe lupa buat membalas jasa baik orang tersebut. Begituuu…
Eh iya, kado berupa barang yang aku dapet pas aku ulang tahun adalah Tas punggung motif kucing dari ketiga sahabat ajaibku yaitu Ema, Tari, dan Zia; boneka kucing Calico dari Lisa, Rina, dan Sari; sama boneka Kucing Seulgi dari mbak Fanny. Sama satu lagi, kemaren dapet peyek cabe seabrek dari Ugeng. Hehehe. Makasih banyak yaaah. Nggak lupa juga buat teman-teman (nggak bisa aku sebutin satu-satu karena saking banyaknya hahha) yang udah ngasih kado berupa ucapan dan doa buatku, makaaasiih yaaa.

Tuesday, September 4, 2012

Do you dare to be the savior of Orangutan?



RANGUTAN DIOBONG URIP-URIPAN

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BLSDA) Kalimantan Barat, Djoham Utama Perbatasari, Selasa (28/8) ngandharake, rangutan kang diobong urip-uripan dening warga, Minggu (26/8), bakal dipindhah menyang habitat liya sawisa tatu-tatune waras. Rangutan kang mbudidaya ngukuhi susuhe ing Desa Wajok Hilir, Pontianak, iku tatu kobong merga diobori warga. Miturut Djohan, rangutan kasebut diobori merga mlebu menyang kebone warga. Sok  mengkonowa dheweke uga ora ngluputake si rangutan, sebab anane nganti golek pangan menyang tegale warga jalaran habitate saya kedheseg dening penenbangan alas. Sekawit, miturut Djohan, rangutan iku tetep mengkruk-mengkruk ana ndhuwur wit klapa nadyan wis digusah rame-rame dening warga.
Kanggo meden-medeni rangutan, imbuhe Djohan, warga banjur nyumed bedhiyang ing sangisore uwit. Pamrihe kareben keluke bedhiyang nganggu rangutan saengga gelem ngalih. Nanging rehne anging pinuju midid, ubaling geni nyamber wit klapa sagodhong=godhonge. Nyumurupi wite kobar, rangutan kebingungan. Jroning kahanan bingung mau ubaling geni nyaut anggane engga kobor. Merga kelaran, rangutan nekaf anjlog njalari klenger. Miturut Djohan, satemene warga pinggir alas wis diwenehi pangerten amrih ora munasika rangutan. Awit ing alas kono ana watara 5.000 rangutan sing diawasi lan diayomi BKSDA. (kapethik saka rubrik Sariwarta kaca 5-6 majalah Panjebar Semangat edhisi 8 september 2012)

Astaghfirullahaladzim! Rasanya kepingin nangis begitu habis baca artikel di atas. Apalagi di artikel tersebut juga diperlihatkan foto orangutan yang meringkuk kesakitan sambil menutupi wajahnya, tubuhnya penuh dengan luka bakar. Ati rasanya sakit banget, dan akhirnya aku jadi beneran nangis. Menyakitkan sekali ya. Pembakaran Orangutan secara hidup-hidup itu cuma salah satu kasus diantara ribuan bahkan jutaan kasus kebengisan manusia terhadap binatang, terutama satwa-satwa yang dilindungi. Aku sering bertanya pada diriku sendiri, kenapa “para manusia” itu nggak bisa hidup berdampingan dengan rukun, damai, tentram, penuh rasa kasih sayang dengan binatang? Dimana hati mereka? Dimana rasa belas kasihan mereka? Dimana rasa toleransi mereka terhadap sesama makhluk ciptaan Tuhan?
Semua sudah hilang kah?
Maaf kalau aku kasar. Tapi apakah penyiksaan dan pembunuhan terhadap binatang itu sesuatu yang bisa dibenarkan? Meskipun pada kenyataannya, binatang-bintang yang kehilangan habitatnya itu memang merusak atau menyerang kebun milik masyarakat yang tinggal di pinggir hutan?
Seharusnya, manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna bisa berpikir. Bisa bertanya pada hati nuraninya. Kalau nyari siapa yang salah, siapa yang lebih pantas disalahkan atas kasus tersebut? Tentu saja bukan binatangnya! Binatang itu cuma nyari makan. Kalau dia udah nggak dapet makan di rumahnya yang makin sempit, mau kemana lagi kalau nggak ke rumah manusia yang sebenarnya memang rumahnya yang terampas?Maaf deh kalo diulang-ulang. Tapi emang poinnya disini. Sekali lagi habitat satwa liar dirusak manusia, satwa masuk pemukiman penduduk, satwa dikambinghitamkan, satwa dibunuh untuk membela diri. Benar?
Yang paling nyesek adalah ketika mereka-mereka yang melakukan pembunuhan terhadap satwa langka itu masih membela diri dengan alasan:  “Kami nggak sengaja melakukannya”, “Orangutan itu merusak kebun kami!”, “Gajah itu membuat warga resah!”, “Harimau itu blablablaa”, dan segenap pembelaan yang sudah umum mereka lontarkan jika ada kasus yang serupa. Heartless!Udah ah, capek aku "muni-muni" terus. Mungkin pintu hati mereka masih tertutup, semoga cepat disadarkan oleh-NYA.
Kembali ke kasus Orangutan itu tadi, apa mereka yang melakukan pembakaran orangutan hidup-hidup itu nggak ngrasa kalo merekalah yang sebenarnya sudah merebut “rumah” orangutan yang dibakar itu ya? Aku sampe geleng-geleng kepala. Tega banget.
Oh iya, aku dapet info dari artikel yang diposkan pada tanggal 8 Mei 2012, dari www.pantonanews.com , berikut kutipannya :
Terjadinya kerusakan hutan di Kalimantan Barat yang semakin marak sejak era reformasi digulirkan pada tahun 1998 telah mengakibatkan degradasi fungsi-fungsi hutan yang cukup memprihatinkan.  
Saat ini memang telah terjadi pergeseran modus perusakan hutan. Bila sebelumnya yang marak kasus penebangan liar, maka saat ini kasus yang marak adalah kasus pembukaan hutan dan penambangan liar (illegal mining). Sedikitnya ada sekitar 2.000 kasus pembukaan hutan dan penambangan liar (illegal mining) yang terjadi di Indonesia. “Yang paling banyak terjadi itu di Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan,”
Di Kalimantan Barat, kerusakan hutan yang terjadi mencapai 2,2 juta hektar, dengan luas wilayah yang rusak akibat digunakan untuk daerah perkebunan mencapai lebih dari 2,1 juta hektar akibat 169 kasus perusakan. Untuk pertambangan Kemenhut mencatat ada 384 kasus, dengan daerah yang rusak mencapai 3,6 juta hektar, dengan total kerugian negara mencapai Rp 47,5 triliun.
Sungguh mengejutkan, kondisi hutan kalbar saat ini seperti yang di kutip dari Kalimantannews yang memberitakan bahwa luas kawasan hutan provinsi Kalbar tersisa 9,1 juta hektare atau sekitar 60,93 persen dari total 14,9 juta hektare luas Kalbar.
Beberapa kasus kehutanan yang terjadi seperti penebangan hutan secara ilegal (illegal logging) sebenarnya persoalan klasik bagi masyarakat Indonesia. Setiap hari, kegiatan tersebut marak dilakukan di sejumlah kawasan hutan dengan diketahui petugas instansi berwenang, aparat dan masyarakat setempat. Meskipun berkali-kali diberitakan bahwa penertiban terus diupayakan, namun penebangan dan perusakan hutan semakin merajalela.  Selain itu di hutan Kapuas Hulu, penebangan hutan liar juga tak kalah mengerikan. Sasaran penebangan adalah pohon-pohon dengan jenis Kayu Ramin, Meranti, Klansau, Mabang, Bedaru, dan jenis Kayu Tengkawang yang termasuk jenis kayu dilindungi. Kayu-kayu gelondongan yang telah ditebang langsung diolah menjadi balok dalam berbagai ukuran antara lain: 24 cm x 24 cm, 12 cm x 12 cm dengan panjang rata-rata 6 meter. Setiap hari jumlah truk yang mengangkut kayu ini ke wilayah Malaysia sekitar 50 –60 truk. Menurut Sekjen Silva Indonesia, pengangkutan ini berlangsung siang dan malam dihadapan mata aparat instansi berwenang tanpa ada pemungutan dana reboisasi dan pajak lainnya.
Dedek Otan ♥

Tuhkan udah tau sendiri kan faktanya? Fakta bahwa rumah Orangutan dan binatang-binatang lain emang udah rusak dan makin sempit! Fakta yang memojokkan para manusia yang egois. Sebenernya kita bisa kok hidup berdampingan dengan rukun sama satwa liar. Saling mengerti aja. Sama-sama nyari makan. Sama-sama nyari tempat tinggal yang nyaman kok. Kalau nggak mau kampungnya didatengin satwa liar, kalau nggak mau satwa liar ngrusak kebun/ladang warga, ya jangan ngrusak habitat mereka. Okelah, mungkin ada alasan lain kayak membuka hutan untuk dijadikan perkebunan karena ada program transmigrasi dsb. Selama satwa-satwa yang tergusur itu masih nyaman hidup di habitat yang tersisa sih mungkin nggak apa-apa. Tapi yang jadi masalah adalah keserakahan manusia. Hutan lindung ditebangi. Nebangnya nggak cukup make golok atau apalah alat tradisional lain, tapi make mesin yang sehari bisa nebang berpuluh-puluh pohon. Oh Gosh! Sampe speechless aku, mo ngomong gimana lagi. Yang pasti udah tau kan maksudku apa?

Nih aku juga dapet info dari id.orangutancentre.org. Aku kasih kutipannya aja ya : 

Populasi terkini diperkirakan lebih kecil dari 30.000 individu yang tersebar di dua daerah sebaran (Sumatera dan Kalimantan). Menurut perkiraan, jumlah orangutan liar yang terdapat di hutan Sumatera hanya sekitar 6.500 – 7.500 individu saja. Dan orangutan liar yang terdapat di Kalimantan sekitar 12.000 – 13.000 individu. Ini merupakan pengurangan dari jumlah yang ada pada 10 tahun yang lalu (30% – 50% terjadi pengurangan jumlah). Dalam dekade 20 tahun ini, menurut IUCN pada tahun 1993 sekitar 80% habitat mereka telah hilang atau musnah. Dan IUCN memperhitungkan bila keadaan ini dibiarkan, maka dalam 10 – 20 tahun ke depan orangutan akan punah. Sehingga IUCN mengkategorikan orangutan sebagai critically endangered species atau sebagai satwa yang terancam punah. Selain itu ancaman juga datang dari kegiatan perburuan hewan, baik itu untuk diperdagangkan sebagai binatang peliharaan atau untuk dimakan dagingnya.

Nggak di Kalimantan Barat, nggak di Sumatera, kondisi Orangutan sama-sama memprihatinkan bukan? Apa iya, anak-cucu kita nanti bakal ngliat Orangutan yang ditangkarkan oleh para pecinta binatang dari luar negeri? Lebih parahnya cuma bakal ngliat foto dan gambar-gambar yang mempertontonkan bahwa dulu pernah ada hewan endemik nan cerdas yang bernama Orangutan? Jangan sampai itu terjadi! Kita sebagai penerus bangsa nggak boleh membiarkan ini terjadi. Kalau kita belum bisa terjun secara langsung untuk menyelamatkan satwa langka (terutama Orangutan) dari kepunahan, setidaknya kita memiliki rasa kepedulian dan tidak ikut-ikutan merusak hutan, mengganggu, memperjualbelikan, menyiksa, atau membunuh satwa langka. Kita juga bisa mengajak keluarga, saudara, teman, tetangga, dan semua orang yang kita kenal supaya sayang dan care sama binatang dan habitatnya.
Semoga yang udah ngrusak hutan dan kegiatan yang bisa menyebabkan punahnya suatu satwa, terutama di bumi Indonesia ini cepet sadar dan nggak mengulangi perbuatannya lagi. Semoga makin banyak orang-orang yang sayang dan care sama para binatang. Semoga manusia bisa hidup berdampingan dengan alam dan segala isinya. Semoga bumi Indonesia hijau kembali. Lets act!

Saturday, September 1, 2012

Welcome to September!


Selamat datang bulan September! Make some wishes dulu yaah : semoga di bulan yang kata orang penuh dengan keceriaan ini, saya bisa move on dengan cepat, kembali ceria lagi seperti hari-hari terdahulu, bisa menjadi manusia yang lebih berguna untuk orang lain, dan makin kece. Hehehe. Semangad Nadnad! Believe that your day will be coloured with laugh and smile! :D