Saturday, October 26, 2013

When your beauty is not determined by your genes

Malam ini malam Minggu. Seperti malam-malam-malam-malam-malam-malam Minggu sebelumnya, nggak keluar kosan. Ngadep laptop, nulis. Sejak beberapa hari yang lalu aku fokus ke laporan PKL. Bosen sih. Tapi ya gimana, kata Ibu : "Iku wis dadi lakuning murid". Okay Mom, your advice is my pleasure!
Malam ini, entah kenapa tiba-tiba pengen nulis di blog (dan bukan nylesein laporan). Kepikiran sama operasi plastik dan segala bentuk permak  bagian yang ada di tubuh manusia.
Berawal dari keinget omongan temenku, sebut saja namanya Febfeb (inget, jangan sengaja diplesetin ya) yang nggak mau ngrebonding rambutnya yang keriting. Padahal yang nyuruh ngrebonding mamanya. Dengan bijak, dia menjawab : "Mama, aku nggak mau aku membohongi suamiku, kelak". 
Yah, operasi plastik dan segala bentuk permak tubuh dan wajah yang cuma berfungsi untuk mempercantik dan memperindah diri memang jaman sekarang udah menjamur. Nggak heran kalo udah jadi tren. Liat artis-artis korea yang emang kebanyakan pada oplas. Bibir dower, ditipisin. Dada kempes, dikasih silikon. Idung pesek, dimancungin. Alis tipis, ditebelin pake implan rambut. Rambut keriting, dilurusin. Kulit item, diputihin.  Aaand the result is = Fake Beauty! Hey you guys, do those treatments alter your genes? Actually NOT! You still carry the bad genes that remains hereditary affect the phenotypes of your child. 
Remember, the genes don't easily (and instantly) change.  Nggak percaya? Silakan baca deh jurnal-jurnal genetika atau paling nggak tau dasar penurunan sifat  yang ada di buku kelas 3 SMA. hehehe. 
Lalu bagaimana dengan perawatan? Perawatan berbeda dengan make up. Kalo menurut pendapatku, perawatan itu lebih ke bagaimana kita menjaga apa yang sudah Tuhan kasih ke kita supaya tetap sehat dan berfungsi dengan baik. Ingat lho ya, sehat sudah tentu "cantik", tapi "cantik" belum tentu sehat. Kalo make up, ya semacam permak supaya kelihatan lebih menarik atau menutupi kekurangan yang ada. 
Oh ya, kembali ke topik. Sebenernya memang pilihan dan hak setiap orang untuk melakukan permak tubuh. I don't even have any strength to prohibit someone doing the plastic surgery to make them more attractive. Kalo misal bedah plastik emang buat tujuan kesehatan dan sangat urgent, menurutku no problem. Still tolerated. Cuma kalo untuk tujuan selain itu, kalo dipikir-pikir kok kayak nggak mensyukuri nikmat yang udah Tuhan kasih ya. Selalu ngrasa nggak puas sama rezeki dari Tuhan. Toh ujung-ujungnya, keturunan kita tetep mewarisi gen yang sebenernya dari kita dan belum tentu permaknya berhasil lhoo. hehehe. Harus berpikir jangka panjang dong!  Kalo bawa gen keriting, meski udah direbonding 1000x, tetep aja gennya nggak berubah. Tapi sekali lagi ya itu pilihan orang sih. Nggak ada larangan. Prinsip orang juga beda-beda.
Orang jaman sekarang emang kayaknya lebih memandang outer beauty dibanding inner beauty. 
Hahaha. Ini malah sok-sokan nulis kayak beginian. Sorry ya buat yang baca ini dan ngrasa tersinggung. No offense yaa, Just telling what is on my mind. ^^

Tuesday, October 1, 2013

Ayang-ayang

Bali tumoleh marang ayang-ayang kang tansah ngetutke laku
Malangi sikil kang wis rekasa jumangkah, ninggal lelakon lawas
Apa panjalukmu?
Srengenge  wis teka ngancani aku, nanging yagene sliramu tansah ngrendheti jangkahing suku?
Ing wayah ratri tanpa cahyaning purnama, yagene sliramu ngadoh tanpa sabawa?
Apa panjalukmu?
Yagene sliramu tansah ngreridhu nala, rikala rujiting jiwa wis kinemulan bagya mulya?

Yagene sliramu tansah ninggal cuwaning pangrasa, rikala ati bali tinarbuka?


Yogyakarta, 1 Oktober 2013