Friday, September 21, 2012

Tuesday, September 11, 2012

The Best Gift #2


Gimana sih rasanya pas dikasih kado sama orang-orang terdekat saat kamu ulangtahun? Pasti seneng banget kan ya? Meski kado yang berupa barang itu bukanlah segalanya, tapi pasti kita akan merasa menjadi orang yang istimewa karena ada yang respect dan appreciate sama kita.
Kayak Jumat tanggal 7 September kemarin. Pas pulang dari maen, aku ngliat ada kotak yang terbungkus kertas kado tergeletak di depan kamar kosku. Aku kira punya siapa, ternyata itu paket dari mbak Fanny. Tentu saja itu untukku, karena ada alamat tujuan dan pengirim yang tertera jelas di paket itu. Aku kaget bukan kepalang. Ada rasa haru yang tiba-tiba menyeruak di dada. Seneng banget dan ngrasa menjadi orang yang special di mata mbak Fanny. Aaaaa….ternyata isinya boneka kucing, unyu banget. Jadi pengen nangis saking bahagianya. 
Seulgi a.k.a Cici dan Calico

Asal tau aja, mbak Fanny itu teman kos yang selama hampir 2 tahun menjadi kakak “tiban” buat aku. Sekarang dia udah kerja di HM Sampoerna, padahal baru wisuda Mei 2012 kemarin. Oh ya, mbak Fanny sekarang udah balik ke kota asalnya yaitu Bekasi. Makanya aku beneran ngrasa terharu banget pas dapet kado dari mbak Fanny. Ya gimana enggak, dia sampe rela maketin kado buat aku. Bekasi – Jogja euy. Nggak deket lho itu.
Aku belajar banyak dari mbak Fanny. Terutama how to appreciate the others. Apresiasi emang nggak selamanya diwujudkan dalam sebuah barang dan memberikan barang tersebut ke orang lain. Mengapresiasi seseorang yang udah berbuat baik sama kita bisa dengan mengucapkan terimakasih, ngasih feedback berupa bantuan saat dia membutuhkan, dan masih banyak lagi. Intinya kalau kamu dikasih kebaikan sama orang lain, hendaknya kamu juga membalasnya dengan kebaikan. Jangan sampe lupa buat membalas jasa baik orang tersebut. Begituuu…
Eh iya, kado berupa barang yang aku dapet pas aku ulang tahun adalah Tas punggung motif kucing dari ketiga sahabat ajaibku yaitu Ema, Tari, dan Zia; boneka kucing Calico dari Lisa, Rina, dan Sari; sama boneka Kucing Seulgi dari mbak Fanny. Sama satu lagi, kemaren dapet peyek cabe seabrek dari Ugeng. Hehehe. Makasih banyak yaaah. Nggak lupa juga buat teman-teman (nggak bisa aku sebutin satu-satu karena saking banyaknya hahha) yang udah ngasih kado berupa ucapan dan doa buatku, makaaasiih yaaa.

Tuesday, September 4, 2012

Do you dare to be the savior of Orangutan?



RANGUTAN DIOBONG URIP-URIPAN

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BLSDA) Kalimantan Barat, Djoham Utama Perbatasari, Selasa (28/8) ngandharake, rangutan kang diobong urip-uripan dening warga, Minggu (26/8), bakal dipindhah menyang habitat liya sawisa tatu-tatune waras. Rangutan kang mbudidaya ngukuhi susuhe ing Desa Wajok Hilir, Pontianak, iku tatu kobong merga diobori warga. Miturut Djohan, rangutan kasebut diobori merga mlebu menyang kebone warga. Sok  mengkonowa dheweke uga ora ngluputake si rangutan, sebab anane nganti golek pangan menyang tegale warga jalaran habitate saya kedheseg dening penenbangan alas. Sekawit, miturut Djohan, rangutan iku tetep mengkruk-mengkruk ana ndhuwur wit klapa nadyan wis digusah rame-rame dening warga.
Kanggo meden-medeni rangutan, imbuhe Djohan, warga banjur nyumed bedhiyang ing sangisore uwit. Pamrihe kareben keluke bedhiyang nganggu rangutan saengga gelem ngalih. Nanging rehne anging pinuju midid, ubaling geni nyamber wit klapa sagodhong=godhonge. Nyumurupi wite kobar, rangutan kebingungan. Jroning kahanan bingung mau ubaling geni nyaut anggane engga kobor. Merga kelaran, rangutan nekaf anjlog njalari klenger. Miturut Djohan, satemene warga pinggir alas wis diwenehi pangerten amrih ora munasika rangutan. Awit ing alas kono ana watara 5.000 rangutan sing diawasi lan diayomi BKSDA. (kapethik saka rubrik Sariwarta kaca 5-6 majalah Panjebar Semangat edhisi 8 september 2012)

Astaghfirullahaladzim! Rasanya kepingin nangis begitu habis baca artikel di atas. Apalagi di artikel tersebut juga diperlihatkan foto orangutan yang meringkuk kesakitan sambil menutupi wajahnya, tubuhnya penuh dengan luka bakar. Ati rasanya sakit banget, dan akhirnya aku jadi beneran nangis. Menyakitkan sekali ya. Pembakaran Orangutan secara hidup-hidup itu cuma salah satu kasus diantara ribuan bahkan jutaan kasus kebengisan manusia terhadap binatang, terutama satwa-satwa yang dilindungi. Aku sering bertanya pada diriku sendiri, kenapa “para manusia” itu nggak bisa hidup berdampingan dengan rukun, damai, tentram, penuh rasa kasih sayang dengan binatang? Dimana hati mereka? Dimana rasa belas kasihan mereka? Dimana rasa toleransi mereka terhadap sesama makhluk ciptaan Tuhan?
Semua sudah hilang kah?
Maaf kalau aku kasar. Tapi apakah penyiksaan dan pembunuhan terhadap binatang itu sesuatu yang bisa dibenarkan? Meskipun pada kenyataannya, binatang-bintang yang kehilangan habitatnya itu memang merusak atau menyerang kebun milik masyarakat yang tinggal di pinggir hutan?
Seharusnya, manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna bisa berpikir. Bisa bertanya pada hati nuraninya. Kalau nyari siapa yang salah, siapa yang lebih pantas disalahkan atas kasus tersebut? Tentu saja bukan binatangnya! Binatang itu cuma nyari makan. Kalau dia udah nggak dapet makan di rumahnya yang makin sempit, mau kemana lagi kalau nggak ke rumah manusia yang sebenarnya memang rumahnya yang terampas?Maaf deh kalo diulang-ulang. Tapi emang poinnya disini. Sekali lagi habitat satwa liar dirusak manusia, satwa masuk pemukiman penduduk, satwa dikambinghitamkan, satwa dibunuh untuk membela diri. Benar?
Yang paling nyesek adalah ketika mereka-mereka yang melakukan pembunuhan terhadap satwa langka itu masih membela diri dengan alasan:  “Kami nggak sengaja melakukannya”, “Orangutan itu merusak kebun kami!”, “Gajah itu membuat warga resah!”, “Harimau itu blablablaa”, dan segenap pembelaan yang sudah umum mereka lontarkan jika ada kasus yang serupa. Heartless!Udah ah, capek aku "muni-muni" terus. Mungkin pintu hati mereka masih tertutup, semoga cepat disadarkan oleh-NYA.
Kembali ke kasus Orangutan itu tadi, apa mereka yang melakukan pembakaran orangutan hidup-hidup itu nggak ngrasa kalo merekalah yang sebenarnya sudah merebut “rumah” orangutan yang dibakar itu ya? Aku sampe geleng-geleng kepala. Tega banget.
Oh iya, aku dapet info dari artikel yang diposkan pada tanggal 8 Mei 2012, dari www.pantonanews.com , berikut kutipannya :
Terjadinya kerusakan hutan di Kalimantan Barat yang semakin marak sejak era reformasi digulirkan pada tahun 1998 telah mengakibatkan degradasi fungsi-fungsi hutan yang cukup memprihatinkan.  
Saat ini memang telah terjadi pergeseran modus perusakan hutan. Bila sebelumnya yang marak kasus penebangan liar, maka saat ini kasus yang marak adalah kasus pembukaan hutan dan penambangan liar (illegal mining). Sedikitnya ada sekitar 2.000 kasus pembukaan hutan dan penambangan liar (illegal mining) yang terjadi di Indonesia. “Yang paling banyak terjadi itu di Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan,”
Di Kalimantan Barat, kerusakan hutan yang terjadi mencapai 2,2 juta hektar, dengan luas wilayah yang rusak akibat digunakan untuk daerah perkebunan mencapai lebih dari 2,1 juta hektar akibat 169 kasus perusakan. Untuk pertambangan Kemenhut mencatat ada 384 kasus, dengan daerah yang rusak mencapai 3,6 juta hektar, dengan total kerugian negara mencapai Rp 47,5 triliun.
Sungguh mengejutkan, kondisi hutan kalbar saat ini seperti yang di kutip dari Kalimantannews yang memberitakan bahwa luas kawasan hutan provinsi Kalbar tersisa 9,1 juta hektare atau sekitar 60,93 persen dari total 14,9 juta hektare luas Kalbar.
Beberapa kasus kehutanan yang terjadi seperti penebangan hutan secara ilegal (illegal logging) sebenarnya persoalan klasik bagi masyarakat Indonesia. Setiap hari, kegiatan tersebut marak dilakukan di sejumlah kawasan hutan dengan diketahui petugas instansi berwenang, aparat dan masyarakat setempat. Meskipun berkali-kali diberitakan bahwa penertiban terus diupayakan, namun penebangan dan perusakan hutan semakin merajalela.  Selain itu di hutan Kapuas Hulu, penebangan hutan liar juga tak kalah mengerikan. Sasaran penebangan adalah pohon-pohon dengan jenis Kayu Ramin, Meranti, Klansau, Mabang, Bedaru, dan jenis Kayu Tengkawang yang termasuk jenis kayu dilindungi. Kayu-kayu gelondongan yang telah ditebang langsung diolah menjadi balok dalam berbagai ukuran antara lain: 24 cm x 24 cm, 12 cm x 12 cm dengan panjang rata-rata 6 meter. Setiap hari jumlah truk yang mengangkut kayu ini ke wilayah Malaysia sekitar 50 –60 truk. Menurut Sekjen Silva Indonesia, pengangkutan ini berlangsung siang dan malam dihadapan mata aparat instansi berwenang tanpa ada pemungutan dana reboisasi dan pajak lainnya.
Dedek Otan ♥

Tuhkan udah tau sendiri kan faktanya? Fakta bahwa rumah Orangutan dan binatang-binatang lain emang udah rusak dan makin sempit! Fakta yang memojokkan para manusia yang egois. Sebenernya kita bisa kok hidup berdampingan dengan rukun sama satwa liar. Saling mengerti aja. Sama-sama nyari makan. Sama-sama nyari tempat tinggal yang nyaman kok. Kalau nggak mau kampungnya didatengin satwa liar, kalau nggak mau satwa liar ngrusak kebun/ladang warga, ya jangan ngrusak habitat mereka. Okelah, mungkin ada alasan lain kayak membuka hutan untuk dijadikan perkebunan karena ada program transmigrasi dsb. Selama satwa-satwa yang tergusur itu masih nyaman hidup di habitat yang tersisa sih mungkin nggak apa-apa. Tapi yang jadi masalah adalah keserakahan manusia. Hutan lindung ditebangi. Nebangnya nggak cukup make golok atau apalah alat tradisional lain, tapi make mesin yang sehari bisa nebang berpuluh-puluh pohon. Oh Gosh! Sampe speechless aku, mo ngomong gimana lagi. Yang pasti udah tau kan maksudku apa?

Nih aku juga dapet info dari id.orangutancentre.org. Aku kasih kutipannya aja ya : 

Populasi terkini diperkirakan lebih kecil dari 30.000 individu yang tersebar di dua daerah sebaran (Sumatera dan Kalimantan). Menurut perkiraan, jumlah orangutan liar yang terdapat di hutan Sumatera hanya sekitar 6.500 – 7.500 individu saja. Dan orangutan liar yang terdapat di Kalimantan sekitar 12.000 – 13.000 individu. Ini merupakan pengurangan dari jumlah yang ada pada 10 tahun yang lalu (30% – 50% terjadi pengurangan jumlah). Dalam dekade 20 tahun ini, menurut IUCN pada tahun 1993 sekitar 80% habitat mereka telah hilang atau musnah. Dan IUCN memperhitungkan bila keadaan ini dibiarkan, maka dalam 10 – 20 tahun ke depan orangutan akan punah. Sehingga IUCN mengkategorikan orangutan sebagai critically endangered species atau sebagai satwa yang terancam punah. Selain itu ancaman juga datang dari kegiatan perburuan hewan, baik itu untuk diperdagangkan sebagai binatang peliharaan atau untuk dimakan dagingnya.

Nggak di Kalimantan Barat, nggak di Sumatera, kondisi Orangutan sama-sama memprihatinkan bukan? Apa iya, anak-cucu kita nanti bakal ngliat Orangutan yang ditangkarkan oleh para pecinta binatang dari luar negeri? Lebih parahnya cuma bakal ngliat foto dan gambar-gambar yang mempertontonkan bahwa dulu pernah ada hewan endemik nan cerdas yang bernama Orangutan? Jangan sampai itu terjadi! Kita sebagai penerus bangsa nggak boleh membiarkan ini terjadi. Kalau kita belum bisa terjun secara langsung untuk menyelamatkan satwa langka (terutama Orangutan) dari kepunahan, setidaknya kita memiliki rasa kepedulian dan tidak ikut-ikutan merusak hutan, mengganggu, memperjualbelikan, menyiksa, atau membunuh satwa langka. Kita juga bisa mengajak keluarga, saudara, teman, tetangga, dan semua orang yang kita kenal supaya sayang dan care sama binatang dan habitatnya.
Semoga yang udah ngrusak hutan dan kegiatan yang bisa menyebabkan punahnya suatu satwa, terutama di bumi Indonesia ini cepet sadar dan nggak mengulangi perbuatannya lagi. Semoga makin banyak orang-orang yang sayang dan care sama para binatang. Semoga manusia bisa hidup berdampingan dengan alam dan segala isinya. Semoga bumi Indonesia hijau kembali. Lets act!

Saturday, September 1, 2012

Welcome to September!


Selamat datang bulan September! Make some wishes dulu yaah : semoga di bulan yang kata orang penuh dengan keceriaan ini, saya bisa move on dengan cepat, kembali ceria lagi seperti hari-hari terdahulu, bisa menjadi manusia yang lebih berguna untuk orang lain, dan makin kece. Hehehe. Semangad Nadnad! Believe that your day will be coloured with laugh and smile! :D

Thursday, August 16, 2012

The Soundtrack of My Life

The soundtrack of your life is gonna changing. Yaa kayak aku gini, punya periode-periode tertentu kapan pas lagi suka lagu mellow, lagu underground, lagu-lagu ngerock, de el el. Simak perjalanan menakjubkan dari seorang Nadiah dari masa galau hingga sekarang (yang makin galau) hahaha :
Aku dulu lebih suka sama lagu-lagu mellow, yang mendayu-dayu, galau, dsb. Periode SD s.d SMP, playlist di komputer masih didominasi oleh lagu-lagunya ADA Band. Inget kan sama iklan Ponds yang backsong-nya pake lagunya ADA Band yang judulnya Masih (Sahabatku, Kekasihku)? Itu menjadi awal aku addicted sama lagu-lagunya ADA Band. hohoho. Masih inget banget waktu SD aku sampe minjem kasetnya kakak sepupu buat disetel di rumah. Kalo nggak salah pas album Heaven of Love. Waktu itu kan internet belum merajalela, lagian belum diajari cara browsing, downloading, dsb. Masih lugu banget.
Waktu itu kelas 8 SMP, masa ABG kecil. Temen-temen udah pada langganan majalah remaja kayak Keren Beken, Gaul, Kawanku, dsb itu. Biasanya kan di majalah-majalah kayak gituan sering ada bonus poster band-band yang lagi ngetop, nah waktu itu kan ada temenku yang beli majalah dan ada bonus poster ADA Band. Aku langsung aja nodong temenku yang beli majalah itu, minta posternya. Kebetulan di kelasku belum ada saingan penggemar ADA band, jadi ya langsung dikasih. Hehehe. Temenku yang namanya Nita, baik banget sama aku. Dia sampe bela-belain nyariin poster di tumpukan majalah jaman bahela. Katanya seinget dia, ada poster ADA Band banyak banget. Aku sih seneng-seneng aja dikasih poster banyak-banyak, soalnya aku nggak diijinin beli majalah-majalah kayak gituan. Kata bapak, mending beli buat beli buku sains dan sejenisnya gitu lah. zzzz.
Pas kelas 8 semester 2, tahun 2006. ADA Band meluncurkan album baru bertajuk Romantic Rhapsody. Lagunya bagus-bagus banget. Yang paling berkesan dari peluncuran album itu adalah ada lagu berjudul Nadia yang bikin aku semangat belajar. Hahaha nggak penting yah? 
Kelas 9, aku sekelas sama Tista yang sama-sama penggemar berat Donnie Sibarani, vokalisnya ADA Band. Dulu bahkan selalu rebutan kalo ada temen yang dapet posternya Donnie atau ADA Band di majalah. Hahaha suer nggak modal banget. Pas itu sih tiap ke warnet pasti buka Google dengan keyword "Donnie Sibarani" atau "Donnie ADA Band" atau "Donnie Cahyadi Sibarani" Hahaha. Oh iya, jadi inget kalo dulu aku nyimpennya masih pake disket. Soalnya flashdisk masih mahal euy. 32 MB aja harganya sampe 150an ribu. Kebayang deh berapa kapasitas sebiji disket waktu itu? Kalo misal mo donlod lagu, cuma bisa muat 2 lagu. Itupun udah dicompress abis-abisan.
Awal masuk SMA, ADA Band masih melekat kuat di hati sanubari. Sampe ada temenku yang namanya, sebut saja Mamat yang mulai promosi lagu-lagu Jepang ke aku. Katanya grup Band namanya Laruku tuh keren pake bangeet. Makanya aku langsung searching. Lagu pertama yang aku download berjudul C'est La Vie. Lumayan keren. Akhirnya kelas XI SMA aku udah kecanduan sama lagu-lagunya Laruku tanpa meninggalkan ADA Band.
Kelas XII SMA aku bener-bener kecanduan sama musik Jepang. Aku punya album Laruku dari album pertama sampe yang terbaru. Aku dapetnya dari Gupi sama Doni yang juga sama-sama jadi Cielers (sebutan penggemar Laruku). Ipong juga ngenalin Alice Nine dan Sambomaster. Dulu aku dikasih PV Alice Nine yang berjudul Rainbows. Aaaa keren pake banget.
Sampe sekarang masih sangat-sangat suka sama Laruku dan penyanyi ataupun grup band Jepang kayak Rie Fu, Ayumi Hamasaki, Perfume, W-inds, Gackt, Alice Nine, Sambomaster, June, Asian Kungfu Generation, Orange range, Flow, Inawashirokos, Aoyama Thelma, The Rootless, The Pillows, Younha, Utada Hikaru, Kaoru Amane, Vamps, X-Japan, sama The Gazette.
Oh ya, ketinggalan. Lagu-lagu yang berbeda genre ternyata punya pengaruh besar lho dalam hidupku. Lagu-lagu yang cenderung cengeng/mellow pasti bikin aku cengeng juga. Apalagi pas lagi patah hati. Pokoknya jadi sangat-sangat sensitif. Dandanan juga jadi girly abis. Hahaha. Kebalikan sama lagu-lagu ngerock yang bikin aku jadi semangat banget. Kesensitifanku juga agak berkurang loh. Dulu penampilan jadi tomboy banget. Foto diedit-edit jadi emo dan ngerock. Pokoknya kayak-kayak gitulah. Oke deh, sekian postingan kali ini yaaa, dadaaaahh....

Friday, August 10, 2012

Sakit Double Wow

Nggak tau kenapa, kenapa gue bisa terjangkit sakit yang aneh dan langka kayak gini. Perasaan gue tuh rajin mandi. Kalo lagi rajin-rajinnya gue bisa mandi 2 kali sehari. Apalagi kalo gue habis main-mainan tanah sama si Eja, anak ibu kos gue yang umurnya 18 tahun lebih muda dari gue. Hehehe ini ngapain malah nglantur?
Awalnya badan gue panas, dingin. Kalo jidat gue dipegang terasa panas membara kayak pas waktu disengat tawon madu. Tapi anehnya, gue ngerasa dinggiiin bangeeet. Kata kak Reva, temen satu kos itu namanya meriang. Akhirnya setelah 3 hari meriang, gue dianter kak Reva ke rumah sakit. Awalnya gue cuma dirawat secara tradisional sama temen-temen satu kos. Mulai dari dikompres pake air es, dikasih temu lawak sama jamu buatan mbok Ijem yang gue nggak tau gunanya buat apa dan hubungannya apa sama sakit gue, sampe minta tolong pak Kyai, kalo-kalo gue kesambet penunggu pohon mangga yang sering gue panjat kalo pas lagi berbuah. Gue cuma bisa pasrah. Toh sakit gue nggak sembuh-sembuh malah makin parah aja, karena mulai muncul bintik-bintik dengan warna pelangi. Maksudnya, warnanya ada yang merah, kuning, ijo, nggak kayak bintik-bintik pada umumnya yang cuma satu warna. 
Sama pak dokter yang usianya sebaya sama kakek buyut gue (et dah buset, kayaknya tua amat yak? haha) gue didiagnosis sakit campak batuseribu. Hadeeeh serasa balik ke jaman prasejarah. Kata beliau sih, penyakit ini udah punah semenjak para manusia purba berevolusi menjadi manusia modern. Beliau juga heran, kenapa gue bisa terjangkit penyakit yang udah hilang sejak ribuan tahun lalu itu. Pak dokter pun awalnya kesulitan saat mendiagnosis penyakit gue. Beliau harus pergi ke museum purbakala dulu, siapa tau ada artefak atau sumber yang bisa dijadikan dasar untuk men-judge gue sakit apa. Beliau juga harus menghubungi para arkeolog dan ahli-ahli kepurbakalaan untuk membantunya. Gue jadi sedih begitu tau kalo dulu tu obatnya pake serbuk gading mamooth, si gajah purba, yang dicampur sama iler beruang, . Ya mana mungkin sekarang nyari gading mamooth. Kalo mau make gading gajah, ya kasian banget lah gajahnya, dia kan satwa yang dilindungi, dan gue juga sayang banget sama binatang. Nggak mau. Apalagi nyari iler beruang, sapa yang mau nyari? Mending deh kalo iler bekicot, masih banyak di rumah gue.
Akhirnya gue diopname. Gue sengaja nggak ngasih tau emak sama babe. Takut mereka sedih. Biarlah gue aja yang menjalani semua penderitaan ini. Hiks. 
Temen-temen kos, kayak mbak Reva, mbak Dota, mbak Keke, mbak Erin, dan mbak Yusi bergantian nungguin gue. Gue jadi terharu. Sementara bintik-bintik di tubuh gue makin banyak dan warnanya pun semakin bervariasi. Gue nggak tau harus gimana. Soalnya tim dokter juga baru meramu obat buat gue, dan baru dicobain ke tikus seminggu yang lalu. Katanya efeknya belum keliatan. Ya Tuhan, kenapa ini semua terjadi. Huhu
Dalam penantian panjang, menunggu obat dari para tim dokter dan ahli farmasi, gue cuma bisa berbaring dengan lemasnya. Sementara temen-temen kos udah kesana-kemari menghibur gue. Ada yang bawain gue majalah Bobo, beliin boneka Betmen, beliin balon gas 20 biji, beliin hamster, beliin makanan-makanan tradisional kayak ongol-ongol, geplak, thiwul, dsb (mereka pasti berprinsip bahwa back to nature is the best way). Gue amat sangat terharu sama perjuangan mereka untuk bikin gue seneng. Gue jadi agak feeling better. Makasih temaan-temaan. 
Hari kesepuluh, gue akhirnya dikasih obat sama dokter. Syukurlah. Setelah gue minum obat itu, dan dapet 3 hari, bintik-bintik di tubuh gue yang semula berwarna pelangi, sekarang menjadi warna kuniiing. Otomatis gue kayak jadi pasien penderita hepatitis atau orang yang lagi luluran pake kunyit. Kata dokter sih, itu reaksi yang positif dan sebentar lagi gue akan sembuh. Gue jadi agak tenang. Setelah 3 minggu di rumah sakit, bintik-bintiknya teteep aja warnanya kuning. Gue jadi pesimis. Sementara duit tabungan gue mulai nipis, dan emak babe mulai nanyain ke gue kenapa tumben nggak pulang (gue biasanya sebulan sekali pulang kampung). Gue juga nggak enak sama temen-temen kos. Apalagi yang bikin gue tambah menderita adalah makanan disini nggak sesuai banget sama penyakit gue, gue heran deh. Masa gue pas panas kemaren malah dikasih sop yang baru aja diangkat dari panci coba?? Ahli gizinya dari mana sih yang dipake sama rumah sakit ini? Kurang qualified!  
Setelah genap sebulan gue jadi pesakitan di rumah sakit, akhirnya gue putuskan untuk pulang. Gue mempertimbangkan duit juga soalnya. Meskipun mbak Dota nawarin mau ngasih pinjemin dulu ke gue, tapi gue tambah nggak enak. Apalagi gue udah banyak merepotkan semua temen kos.
Di kosan, setelah pulang, gue jadi disayaaang banget sama bu kos. Bu kos yang semula mata duitan, galak, dan perhitungan, mendadak jadi murah hati dan penyayang. Tiap  pagi gue dibikinin bubur sumsum sama susu. Sebenernya Bu kos mau ngabarin emak babe,tapi gue larang. Temen-temen sekelas juga nggak gue kasih tau kalo gue sakit, sengaja gue nggak bales SMS mereka. Apalagi mereka nggak ada yang tau kos gue, jadi gue aman-aman aja. Gue sih takut aja kalo mereka njenguk gue, terus ada salah satu yang iseng memfoto gue terus diupload di facebook, ngeri deh. Nggak ngebayangin, pasti pasaran gue bakal anjlok. Si Tora gebetan gue pasti langsung nyari cewek lain dan pastinya foto gue jadi top story di facebook karena banyak yang ngomen. Aih, ogah!!!
Pak Kyai yang dulu dateng buat ngobatin gue, sekarang dateng lagi. Yang ngundang bu kos. Gue sih sebenernya kurang suka. Ini penyakit medis, dan nggak ada hubungannya sama hal-hal berbau mistis atau magis. Tapi gue diem aja. Kata pak Kyai, gue emang nggak kena santet atau tenung kayak di film-film Suzanna itu. Gue cuma dikasih air putih yang udah dikasih doa-doa. Pak Kyai juga ngasih pesen supaya gue banyak-banyak beribadah dan berdoa. Gue cuma mengiyakan, dan berjanji bakal melaksanakan apa nasihat beliau. Serasa cerita "Hidayah" hehehe.
Pasca dinasehatin sama pak Kyai, gue jadi banyak-banyak berdoa dan beribadah. Gue juga rajin mandi. Nggak nunggu kotor-kotoran lagi buat mandi 2 kali sehari. Gue juga mengubah kebiasaan-kebiasaan buruk gue, seperti nggak doyan sayur, rajin kepo akun jejaring sosial orang, hobi  baca buku sambil tiduran, rajin makan mie instan ala mie gemez, dsb. Pokoknya semenjak dinasehatin itu, gue jadi beralih ke healthy life style. Akhirnya semenjak itu ,bintik-bintik ditubuh gue berkurang . Mula-mula, bintik-bintik yang berwarna mejikuhibiniu itu berubaha menjadi warna merah, kuning, hijau, lalu jadi item sama putih, terus yang terakhir jadi warna item. Tepat di hari ke-14 setelah gue menjalani healthy life style, bintik-bintiknya seriusan ilaaang. Malahan gue pas bercermin, ngrasa kalo gue tambah kece dari hari ke hari. hehhee. Gue bersyukur tiada henti-hentinya. Thanks God!
Ternyata, nggak perlu ramuan campuran serbuk mamooth sama iler beruang buat ngobatin penyakit gue, nggak perlu macem-macem, obatnya cukup sederhana aja, seperti yang gue tulis di atas. hohoho.
Oh ya, cukup sekian curhatan gue kali ini. Salam hangat buat temen-temen kos, ibu kos, pak kyai, pak dokter, dan segenap kru yang telah menyembuhkan penyakit fiktif ini. Dadaaaah, salam sayang dari gue yang sekarang tambah kece, Yuki. ^^

Thursday, August 9, 2012

Almost Finished!





Selama hampir 2 minggu stay di Jogja (it means ane nggak di rumah) melaksanakan "tugas negara", akhirnya hari ini selesai juga. Memang belum sepenuhnya selesai. Masih ada "tugas negara" lain yang menanti. Namun udah agak lega. Prosesnya emang agak sesuatuu banget yaaah, tapi dinikmati aja. Semangat Nadiah! Demi suksesnya sesuatu di tanggal 20 Oktober ! :')

Tuesday, August 7, 2012

The Best Gift



Kado yang paling kuinginkan saat aku memperingati hari lahirku adalah ucapan selamat ulang tahun dan doa dari orang-orang terdekatku dan sahabat-sahabatku, terutama dari mereka..yang lebih dulu mengenal dan dekat denganku. Love you, my beloved friends ♥

Saturday, August 4, 2012

Nadheta

Ini malam Minggu, malam yang nggak ada bedanya sama malam-malam lain. Daripada galau, yodah, mending berkarya aja yuk yuk, dan inilah hasil karya ekspress malam ini !

Nuhoni janji kang wis nate kawedhar
Antaraning prasetya lan getiring pangrasa
Dosa lan kadurakan
Hahahahaha
Eling tansah elinga
Tetenger kang wus sira ukir ing suwaliking kartika
Amung gunem ngayawara tanpa rupa


Jogja, 5 Agustus 2012

Nadiah Lukita Sari


Karena akhir-akhir ini gue lagi lancar merangkai kata2 pake Bahasa Jawa, tadi siang gue bikin geguritan lagi. Tiba-tiba aja ada ide make nama panjang buat bikin geguritan. Okelah, nggak usah bertele-tele, cekidot!

Netra kang bening lindri-lindri iku, sumorot tajem ngemu wewadi, kumembeng waspa
Aclum guwayamu, tanpa greget
Dina-dina kawuri kang kebak kaendahan
Isih ngegla katon cetha wela-wela
Ananging kabeh musna tanpa tilas, tanpa lari
Hambuuuhh,,,Aku ora mangerteni apa kang saktemene dumadi

Lakuku kandheg, njegreg.
Udan grimis riwis-riwis tumiba sakjroning dhadha
Kenthang kimpuling perkara aku ora mangerteni, aku wis kandha bola-bali!
Iki kabeh dudu salahku. Rumangsaku.
Tanpa swara, sliramu tumoleh.
Angluh

Sepi
Ajarana aku maca sakabehing ukara kang ora kawistara
Rasa lan tembung kang ora sempet kawetu
Iki tekadku kanggo mbalekake esemmu

Balada Ngedate with Mbak Nining

Mau nggak mau gue harus nulis kejadian yang gue alami barusan di blog ini. Menurut gue ini pengalaman takterlupakan sepanjang gue jalan bareng sama mbak Nining (temen kos). Hahaha. Simak cerita di bawah ini :
Jam 5 sore tadi gue nglewatin kamarnya mbak Ning. Gue liat mbak Ning lagi sibuk ngliatin lepinya. Nggak tau lagi ngegame, nonton film, atau ngapain, gue nggak nanya. Gue kemudian berhenti di depan kamar mbak Ning, dia noleh ke gue terus senyum, gue senyum balik sambil berkata "Mbak, kowe biasane tuku buka nang ndi?" Kalo elo kagak ngarti apa artinya, biar gue translate-in. Jadi tadi gue ngomong ke mbak Ning "Mbak, kamu biasanya beli buka dimana?". Elo masih kagak ngarti juga artinya? [mungkin elo-yang baca ini,bule?] Wah maaf, gue nggak mood nranslate ke english, sorry yaah. Haha sumpaaah sampah bangeet, jayus, garing banget openingnya! Lanjut yah? Lalu mbak Ning bilang kalo mau makan di tempat biasa, akhirnya gue ngajak barengan aja makannya. Dia setuju. Dan akhirnya kita berdua mandi bersama. Bersamaan waktunya, tapi beda tempatnya. Gue mandi di kamar mandi atas, sedangkan mbak Ning di kamar mandi bawah.
Nggak ada 10 menit, gue udah selesai mandi. Tapi gue masih denger gebyar-gebyur dari kamar mandi bawah. It means mbak Ning belum selesai mandi. Yaudah akhirnya gue ganti baju terus nungguin mbak Ning sampe selesai mandi. Begitu selesai mandi, gue cegat mbak Ning di deket tangga, gue berkacak pinggang sambil megang sapu lidi dan dengan muka merah padam gue memaki-maki mbak Ning karena kelamaan nunggu (Ini fiktif belaka!) hehehe. Yang bener, setelah selesai mandi, gue nanya ke mbak Ning mau sholat dulu atau beli makanan dulu. Ternyata iman mbak Ning lebih kuat dibanding iman gue, dia usul sholat dulu sebelum makan [kalo gue, makan dulu baru sholat] hehehe.
Jam 6 lebih 15 akhirnya kita keluar kos, nyari makan. Warung tempat kita berdua biasa kongkow-kongkow ternyata full berat. Akhirnya nggak jadi ke warung itu, kita meneruskan perjalanan panjang nyari makanan. Nglewatin warung burjo yang biasanya jadi tempat ngegalau bersama kalo duit nipis di penghujung bulan, dan gue kaget setengah mati. Serasa gue udah bertahun-tahun nggak keluar kos. Ternyata warung burjo yang kemarin masih utuh dan berdiri dengan gagahnya di antara pemukiman yang padat penduduk di kawasan tuuuutt itu kini tinggal puing-puing berserakan. Gue kira kalo warung burjo itu kena pelampiasan kemarahan warga yang nggak terima kalo harga es nutr*sar* yang semula 2000 rupiah sekarang naik jadi 2500 rupiah, eh ternyata baru mau direnovasi. Hehehe.
Kita nggak jadi ke warung burjo itu, lalu melanjutkan perjalanan dengan lambung kosong menuju arah Jakal. Oh iya, lupa bilang, kita berdua nyari makan on feet lho yaaa, soalnya mau sambil tepe-tepe kalo nglewatin kawasan yang banyak cowok nongkrongnya. Hahaha enggak ding, jijik banget kalo itu bener. Rencananya kita mau ke warung kaki seribu (kelabang kaleeee), maksud gue warung kaki lima di deket bank milik pemerintah dan bank milik swasta itu. Sekitar 50 meter dari warung yang sudah kita incer, ada embak-embak bule, cantik dan tinggi semampai yang lagi kebingungan.Si embak bule tadi bawa ransel ala backpacker guedeeee buangeet. Dia pake rok panjang dan hem putih lengan panjang juga. Dengan muka yang cemas, dia menghadang gue sama mbak Ning yang lagi asik jalan sambil cerita-cerita. Gue sama mbak Ning berhenti, dan embak bule ngomong "Can you speak english?", mulut gue kayak kekunci saking gugupnya. Trus mbak Ning bilang "Oh, yeah but just a little". OmeGod! Mimpi apa gue semalem, dihadang bule pas perut keroncongan kek gini lagi, gue bergumam dalam hati. Ternyata si embak bule tadi lagi nyari guest house blok M4 di daerah Sekip. Gue yang udah 2 tahun wira-wiri di daerah Sekip aja nggak tau letak  blok A yang mana, blok G yang mana apalagi ini bule yang mungkin aja baru pertama kali menginjakkan kakinya di bumi Jogja. Sempet terbesit ide mau ngajak makan si embak bule dulu, karena jujur aja gue udah laper banget, secara baru minum air putih doang. Kalo gue ajak makan kan otomatis dibayarin, karena dia pasti amat merasa berutang budi. Hahaha bodong amat ide gue. Ah, tapi nggak jadi. Akhirnya gue sama mbak Ning memutuskan mengantarkan embak bule tadi nyari blok M4. 
Kita muter arah, dan berjalan menuju FKG, gue sih punya ide mau nanya pak satpam yang jaga pintu masuk FKG. hehehe. Sambil berjalan, kita memutuskan berpencar, gue memilih buat nyebrang jalan, meninggalkan mbak Ning sama embak bule. Ini sih akal-akalan gue aja, soalnya kalo mbak Ning yang nyari di sebrang jalan terus gue berdua sama si bule, gue takut gugup dan celometan kalo ngomong inggeriiis. hehehe. Ternyata di sebrang jalan itu blok N, brati mbak Ning sama bule udah di tempat yang bener karena udah nemu blok M1. Brarti tinggal jalan terus aja. Ternyata rumah-rumah di seberang jalan ini banyak yang kosong, setelah gue melihat ada yang berpenghuni, gue langsung mendatangi rumah itu. Ternyata ada 2 mas-mas yang lagi ngobrol di teras. Gue lalu tanya dimana blok M4 berada supaya nyarinya nggak membuang waktu lama. Et dah buset, ternyata mas-masnya nggak tau, malah gentian bingung. Mbak Ning di seberang jalan teriak-teriak kalo blok M4 ternyata udah ketemu. Akhirnya gue ngucapin terimakasih ke mas-masnya yang nggak ngasih info sama sekali itu tadi. Malah mereka ketawa ngakak-ngakak setelah gue beritau kalo gue lagi nganterin bule yang kesasar. Sumpah jahat banget deh mas-masnya itu.Apalagi masnya yang kumisan tadi. Hih sebel.
Begitu ketemu, gue nyebrang jalan lagi. Kami bertiga masuk ke halaman rumah blok M4. Sepi. Tapi lampunya nyala, brati ada penghuninya. Setelah mbak Ning memencetkan bel, ada ibu2 setengah baya yang membukakan pintu dan menyambut kami dengan ramah. Ternyata benar, itu guest house blok M4. Si bule keliatan seneeeeng bangeet. Sambil tersenyum penuh haru, si bule menyalami gue sama mbak Ning dan mengucapkan terimakasih, begitu pula sama ibu yang jaga rumah itu tadi. gue sama mbak Ning lalu bergegas pamitan. Sepanjang perjalanan menuju ke warung kaki lima, kita ngakak-ngakak. Serius, ini pengalaman yang konyol banget. Sampe di warung kaki lima, setelah mesen makanan, kita berdua masih membahas si bule tadi. Ternyata tadi mbak Ning sempet nanya darimana asal si bule, ternyata dari Austria. Kasian banget, udah malem-malem bawaannya berat, sendirian lagi nyari guest house. Mbak Ning nebaknya embak bule tadi mahasiswa pertukaran pelajar dan baru aja dateng dari bandara terus naik transjogja lalu turun di shelter KOPMA. Apalagi embak bule tadi berulang kali nyebut "kacamata UGM". Itu tambah meyakinkan kita kalo embak bule nanya ke optik kampus yang berdampingan sama swalayan KOPMA. Sambil nunggu makanan dateng, kita masih rasan-rasan tentang embak bule tadi. Coba kalo misal ketemu orang jahat yang pura-pura  mau nganter terus si bule tadi diculik atau barang-barangnya dirampog, pasti akan nyesek banget. Untung aja ketemu gue sama mbak Ning hehehe. Sebenernya, kalo gue sama mbak Ning tadi ngomong "oh, Sorry, I don't know", pasti si bule bakal nrima-nrima aja. Tapi karena kami berdua adalah manusia yang menyayangi sesama, makanya nggak tega ngomong kek gitu. hahaha. Oh ya, pas kami masih nungguin makanan, satu demi satu pengemis dan pengamen pada berdatangan. Ada yang cewek asli, cowok asli, bahkan ada yang unidentified walking object (sumpah jahat banget), hahaha.
Selesai makan, mbak Ning minta ditemenin ke swalayan KOPMA, mau beli minyak kayu putih. Tapi ternyata swalayannya tutup. Mau ke Mirota, kejauhan. Akhirnya kami memutuskan buat ke toko Bali. Ternyata jauh juga, apalagi kita sempet salah jalan dan baru nyadar setelah hampir mendekati toko Bali. Kaki udah pegel-pegel, serasa udah mengikuti anjuran jalan 1000 langkah kayak iklan susu di tipi-tipi itu. 
Di toko Bali kami celingak-celinguk nyari makanan ringan buat nemenin begadang sambil nunggu sahur hehehe. Oh ya, mbak Ning beli minyak kayu putih juga ding. Habis dari toko Bali kami memutuskan untuk membeli makanan buat sahur, kami menuju ke arah RSUP Sardjito, daaaan eng ing eeeng, warung langganan kami tutup semua. Hezz, nyesek banget. Akhirnya kami memutar arah dan balik menuju kos Sepanjang jalan, gue galau. Mau beli nasi buat sahur atau beli kwetiau gorengnya Pak Dokdok yang biasanya lewat jam 11 malem? Tapi mbak Ning memprovokasi, disuruh beli nasi aja dengan dalih tadi pas buka udah makan nasi goreng. Akhirnya gue menyetujui saran mbak Ning. Kami berdua balik ke warung yang tadi full berat, ternyata sekarang udah sepi sehingga kami dengan leluasa dan nyaman beli makanan disitu. Habis itu kami pulang dengan langkah gontai karena kekenyangan dan kaki pegel-pegel.
Yaaa demikianlah cerita geje malam ini, opening, inti, dan endingnya gak jelaaas semuaaa hahahhaha. Sampai jumpa di cerita-cerita geje lainnya. Dadaaaah :*